Kenapa Tidak Ada Spesies Burung Nasar Di Indonesia? Ini Jawabannya

Daftar Isi [ Open ]

Burung Nasar Di Indonesia

burung nasar di indonesia
burung nasar di indonesia


Burung nasar di indonesia - Mengejutkan, hampir 1.000 ekor burung nasar ditemukan tewas di Guinea Bissau dalam waktu kurang dari dua bulan pada tahun 2020. Lebih mengejutkan lagi, populasi burung nasar secara global sedang mengalami penurunan drastis hingga 99% pada beberapa spesies1. Burung nasar, atau juga dikenal sebagai burung pemakan bangkai, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di alam. Namun, fenomena yang sangat menarik terjadi di Indonesia, di mana spesies burung nasar tidak ditemukan secara alami.

https://youtube.com/watch?v=TWM7j1FAN4c


Intisari Utama

  • Burung nasar memiliki peran penting dalam membersihkan alam dari bangkai yang membusuk.
  • Populasi burung nasar sedang mengalami penurunan drastis di berbagai belahan dunia.
  • Tidak ditemukannya burung nasar secara alami di Indonesia merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dikaji.
  • Faktor-faktor seperti kompetisi, adaptasi, habitat, dan keberadaan karnivora lain diduga menjadi penyebab tidak adanya burung nasar di Indonesia.
  • Upaya konservasi burung pemakan bangkai sangat diperlukan untuk mencegah kepunahan spesies yang penting bagi ekosistem.

Peranan Penting Burung Nasar di Alam

Burung nasar, atau burung pemakan bangkai, memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam. Sebagai dekomposer yang efisien, mereka bertugas untuk membersihkan bangkai hewan yang telah mati, mencegah penyebaran patogen dan menjaga keseimbangan alam2.


Membersihkan Bangkai dengan Efisien

Burung nasar memiliki kemampuan luar biasa dalam mengkonsumsi bangkai. Mereka dapat makan hingga 55 kg bangkai per tahun, jauh lebih efisien dibandingkan hewan lain yang hanya mampu mengkonsumsi sekitar 5% dari berat badannya2. Dengan kemampuan ini, burung nasar berperan penting dalam membersihkan hewan yang telah mati dari alam, mencegah pembusukan dan menjaga ekosistem tetap seimbang.


Mencegah Penyebaran Penyakit

Selain membersihkan bangkai, burung nasar juga berperan penting dalam mencegah penyebaran penyakit. Sistem pencernaan burung nasar yang kuat mampu memecah dan mencerna bakteri berbahaya seperti Anthrax yang terdapat dalam bangkai, sehingga tidak menyebar ke lingkungan dan hewan lain3. Keberadaan burung nasar di alam menjadi esensial karena perannya dalam membersihkan area bangkai yang dapat mencegah perkembangan penyakit dan menjaga keseimbangan ekosistem4.


Sebagai pengurai alami, burung nasar memainkan peran penting dalam menjaga kebersihan alam dan mencegah penyebaran patogen. Mereka bertugas untuk membersihkan bangkai dan mencegah pembusukan yang dapat membahayakan ekosistem. Dengan demikian, burung nasar memiliki manfaat yang tak tergantikan dalam menjaga keseimbangan alam234.


Penurunan Populasi Burung Nasar

Sayangnya, populasi burung nasar telah menurun secara drastis di berbagai belahan dunia. Penurunan populasi burung nasar di India dimulai pada 1990-an, dan antara tahun 1992 dan 2007, populasi tiga spesies burung nasar paling umum di India turun lebih dari 97%. Studi di University of Bath juga mengindikasikan bahwa penurunan burung nasar memberi jalan bagi setidaknya 5,5 juta anjing liar tambahan di India, yang bertanggung jawab atas 38,5 juta gigitan tambahan antara tahun 1992 dan 2006, mengakibatkan setidaknya 47.395 kematian manusia akibat rabies. Akibatnya, penurunan jumlah burung nasar di India secara tidak langsung merugikan negara sebesar $34 miliar (£28 miliar) antara tahun 1993 dan 2006, yang bersamaan dengan 3,6% dari pendapatan negara pada tahun 20065.


Situasi serupa juga terjadi di Afrika, dimana populasi burung nasar menyusut hingga 97%, dan tujuh dari 11 spesies Hering Afrika-Eurasia terancam punah. Studi di Kenya pada tahun 2012 menemukan bahwa lebih banyak mamalia pemakan bangkai berkumpul di sekitar bangkai ketika tidak ada burung nasar, meningkatkan risiko penularan penyakit karena tidak ada yang dapat membersihkan bangkai seperti yang dilakukan oleh burung nasar. Para ilmuwan di National University of Comahue di Argentina memperkirakan bahwa 134-140 juta burung nasar di seluruh dunia bisa mencegah puluhan juta ton emisi CO2e per tahun dengan mengkonsumsi daging bangkai yang membusuk5.


Keracunan Tidak Disengaja

Penurunan populasi burung nasar di India disebabkan oleh penggunaan obat ternak diklofenak, yang menyebabkan keracunan tidak disengaja pada burung nasar yang memakan bangkai hewan yang telah diberi obat tersebut. Dalam 40 tahun terakhir, populasi burung nasar menurun hingga lebih dari 90% di India karena penggunaan obat ini. Di Afrika, populasi burung nasar juga menurun akibat keracunan tidak disengaja, serta aksi keracunan yang sengaja oleh penggembala atau pemburu6.


Perdagangan Ilegal

Selain itu, perdagangan ilegal burung nasar, baik untuk dimanfaatkan dagingnya maupun digunakan dalam pengobatan, menjadi ancaman tersendiri bagi populasi spesies ini di Afrika. Kecelakaan yang melibatkan kabel listrik dan turbin angin di Afrika juga diyakini berkontribusi pada penurunan populasi burung nasar6.


Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur yang mengancam habitat alami burung nasar juga menjadi penyebab penting penurunan populasi spesies ini. Para ahli dan penjelajah National Geographic terlibat dalam upaya konservasi burung nasar di Afrika untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut.


Sebagai pemakan bangkai, burung nasar juga memakan burung lain, reptil, amfibi, invertebrata, buaya mati, kura-kura, ular, katak, ikan, udang, belalang, serangga, tumbuh-tumbuhan, dan buah-buahan busuk sesuai dengan keadaan lingkungan dan kesulitan menemukan bangkai6.


Tidak Ada Spesies Burung Nasar Di Indonesia

Menariknya, tidak ada spesies burung nasar yang ditemukan di Indonesia. Diduga, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penting, seperti kompetisi dan adaptasi, kesesuaian habitat, distribusi geografis, serta keberadaan karnivora lain di dalam ekosistem Indonesia.


Kompetisi dan Adaptasi

Burung nasar dikenal memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat tinggi, namun tampaknya mereka tidak dapat bersaing dengan spesies pemakan bangkai lain yang ada di Indonesia. Beberapa spesies burung nasar, seperti burung hering berjanggut, hanya memakan tulang hewan dan tinggal di gunung7, sebuah habitat yang berbeda dari kondisi di Indonesia.


Kesesuaian Habitat

Selain itu, kondisi geografis dan habitat di Indonesia yang berbeda dengan habitat alami burung nasar juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi keberadaan mereka di kepulauan nusantara. Burung nasar membutuhkan lingkungan tertentu untuk dapat bertahan hidup dan bereproduksi.


Distribusi Geografis

Secara geografis, sebagian besar spesies burung nasar ditemukan di benua Eropa dan Asia, dengan 90% populasi burung nasar Eropa berada di Spanyol8. Penyebaran burung nasar yang terbatas ini menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak ditemukan di Indonesia.


Keberadaan Karnivora Lain

Indonesia memiliki beragam karnivora lain, seperti elang, harimau, dan beruang, yang juga memakan bangkai. Kehadiran karnivora lain ini mungkin menjadi pesaing bagi burung nasar dan menyebabkan mereka tidak dapat beradaptasi dengan baik di ekosistem Indonesia.


Dengan berbagai faktor yang saling terkait, tidak mengherankan jika spesies burung nasar tidak ditemukan di Indonesia. Faktor-faktor seperti kompetisi, adaptasi, kesesuaian habitat, distribusi geografis, dan keberadaan karnivora lain tampaknya menjadi penyebab utama mengapa burung nasar tidak dapat bertahan di negara kita.


Ancaman Kepunahan Beberapa Spesies Burung Pemakan Bangkai

Meskipun burung nasar tidak ditemukan di Indonesia, beberapa spesies burung pemakan bangkai lainnya di dunia justru menghadapi ancaman kepunahan yang serius. Tujuh dari 11 spesies burung nasar Afrika-Eurasia telah dinyatakan terancam punah. Penyebabnya antara lain keracunan tidak disengaja, perdagangan ilegal, serta pembangunan infrastruktur yang merusak habitat mereka9. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi para konservasionis, mengingat peran penting burung pemakan bangkai dalam menjaga keseimbangan ekosistem.


Sebanyak 537 ekor burung nasar dan dua burung elang didapati tewas setelah memakan bangkai gajah yang mati diracun pemburu liar di Distrik Tengah bagian timur Bostwana pada Juni 2019. Lebih dari 1.000 burung nasar mengalami kematian misterius secara masal di Guinea Bissau dalam satu bulan dari Februari hingga Maret 2020, menimbulkan ancaman terhadap keberlangsungan spesies1. Global, burung nasar adalah jenis burung yang paling terancam punah dengan beberapa spesies yang sudah menurun populasi hingga 99 persen.


Burung nasar terancam punah akibat keracunan setelah memakan bangkai hewan lain yang mati karena mengonsumsi racun dan timbal, merupakan ancaman terbesar bagi spesies ini1. Kepunahan burung nasar juga disebabkan oleh hilangnya habitat, tabrakan dengan mobil, turbin angin, tiang listrik, kekurangan makanan, dan perburuan liar.


Burung nasar memiliki peran penting secara ekologis dalam mencegah penyebaran penyakit dari bangkai hewan yang membusuk karena kemampuannya membunuh bakteri dan virus berbahaya. Mereka memiliki penglihatan tajam dibandingkan predator lain dan merupakan satu-satunya vertebrata darat yang dapat bertahan hidup dengan mengonsumsi bangkai9. Sekumpulan besar burung nasar dapat menghabiskan bangkai seekor zebra dalam waktu 30 menit, memainkan peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan.


Upaya Konservasi Burung Pemakan Bangkai

Mengingat peran penting burung pemakan bangkai dalam rantai makanan dan ekosistem, berbagai upaya konservasi terus dilakukan untuk menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah. Di India, setelah mengetahui penyebab penurunan populasi burung nasar, para ilmuwan meluncurkan program pemuliaan untuk meningkatkan populasi mereka. Sementara di Afrika, organisasi nirlaba seperti Darcy Ogada's Peregrine Fund terlibat dalam upaya perlindungan burung nasar dari ancaman keracunan, perdagangan ilegal, dan pembangunan infrastruktur4.


Data menunjukkan bahwa populasi burung pemakan bangkai di Afrika mengalami penurunan yang sangat mengkhawatirkan. Delapan spesies burung nasar Afrika mengalami penurunan rata-rata sebesar 62% dalam 30 tahun terakhir, dengan penurunan jumlah spesies lainnya bisa mencapai 80%10. Faktor-faktor seperti keracunan, perdagangan ilegal, dan pembangunan infrastruktur telah memberikan tekanan berat pada populasi burung pemakan bangkai4.


Upaya konservasi yang dilakukan melibatkan penciptaan zona aman untuk mencegah burung dari keracunan dan perburuan. Inisiatif seperti "Restoran Nasar" di Zimbabwe juga menjadi bagian dari program pemberian makan yang bertujuan melindungi burung pemakan bangkai. Selain itu, peningkatan pemahaman masyarakat tentang peran penting burung pemakan bangkai juga menjadi kunci dalam upaya pelestarian mereka10.


Meskipun progresnya lambat, kerja keras para konservasionis diharapkan dapat memulihkan populasi burung pemakan bangkai di alam4. Dengan kombinasi upaya perlindungan, restorasi habitat, dan edukasi publik, kita berharap dapat menjaga keberadaan burung-burung pemakan bangkai yang sangat berharga bagi ekosistem.


Kesimpulan

Kami menyimpulkan bahwa burung nasar memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di alam. Mereka bertugas sebagai pembersih alam dengan mengkonsumsi bangkai-bangkai hewan yang telah mati, serta mencegah penyebaran penyakit. Sayangnya, populasi burung nasar mengalami penurunan drastis di berbagai belahan dunia, termasuk di Afrika dan Asia Selatan.


Menariknya, spesies burung nasar tidak ditemukan di Indonesia, diduga karena faktor kompetisi, adaptasi, habitat, dan distribusi geografis11. Sementara itu, beberapa spesies burung pemakan bangkai lain di dunia juga menghadapi ancaman kepunahan. Berbagai upaya konservasi terus dilakukan untuk menyelamatkan populasi burung pemakan bangkai, namun progresnya masih lambat.


Dibutuhkan kerja sama dan kesadaran semua pihak untuk menjaga kelestarian spesies-spesies penting ini12. Kami berharap adanya komitmen yang kuat dari pemerintah, organisasi lingkungan, dan masyarakat Indonesia untuk melindungi kekayaan alam, termasuk burung pemakan bangkai, demi masa depan yang lebih berkelanjutan.


Link Sumber

  1. https://tekno.tempo.co/read/1507273/burung-nasar-penjaga-ekologis-yang-terancam-punah
  2. https://harianrakyatbengkulu.bacakoran.co/read/12154/pemakan-bangkai-berikut-5-fakta-unik-burung-nasar-yang-terancam-punah
  3. https://bobo.grid.id/read/082211911/burung-bangkai-merupakan-salah-satu-pemangsa-puncak-jika-punah-akan-berdampak-juga-pada-manusia?page=all
  4. https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/15/190200123/spesies-burung-bangkai-ini-diambang-kepunahan-apa-dampaknya-?page=all
  5. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cpeqeld4xv5o
  6. https://www.idntimes.com/science/discovery/bastanta-ginting/burung-pemakan-bangkai-peranan-di-alam-dan-terancam-punah-c1c2
  7. https://www.kompas.com/sains/read/2023/02/11/150000423/apakah-burung-nasar-hanya-makan-bangkai-
  8. https://www.mongabay.co.id/2020/12/06/mengapa-burung-burung-pemakan-bangkai-ini-tak-pernah-melewati-perbatasan-spanyol-portugal/
  9. https://bekasi.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-122717515/burung-nasar-spesies-pemakan-bangkai-yang-diambang-kepunahan?page=all
  10. https://www.bbc.com/indonesia/vert-earth-45572361
  11. https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/21/160500623/kali-pertama-ahli-temukan-fosil-burung-nasar-purba-di-australia
  12. https://bookgenville.co.id/keyword/kesimpulan-teks/
Artikel - Burung nasar di indonesia
LihatTutupKomentar